Banyuwangi – Detik dinamika.com | Dalam rangka puncak peringatan HUT RI ke-80, Desa Sukonatar, Kecamatan Srono, menggelar karnaval bertajuk “Bumi Sukopuro Bergetar” pada Kamis (29/8/2025). Ribuan peserta dari berbagai lapisan masyarakat memadati Jalan Raya Dusun Sukopuro, menampilkan atraksi sejak pagi hingga malam hari.
Kegiatan ini diprakarsai oleh Pemerintah Desa Sukonatar dan berlangsung dalam tiga sesi. Pagi hari, karnaval diisi oleh peserta tingkat TK, dengan penampilan dominan dari TK Nuril Islam (Nuris) Sukopuro di bawah pimpinan Umi Hanik. Para wali murid turut serta dengan kompak berseragam biru langit, mengibarkan bendera merah putih kecil sepanjang rute. TK Dharma Wanita 13 dan 9 juga ikut memeriahkan parade anak-anak tersebut.
Usai salat Jumat, giliran siswa SD dan MI tampil. Marching band MI Al Hikmah Sukopuro membuka sesi siang, disusul beragam suguhan seni, budaya, dan religi. SDN 1 Sukonatar menghadirkan baris-berbaris yang gagah serta tarian adat Seblang khas Suku Osing, memukau penonton yang memenuhi sepanjang jalur karnaval.
Sesi terakhir berlangsung pada malam hari dengan parade sound system oleh kelompok pemuda dari berbagai RT/RW. Puluhan truk mengangkut perangkat audio raksasa yang menggema hingga membuat suasana benar-benar “bergetar”. Meski biaya sewa ditanggung secara patungan, antusiasme warga tetap tinggi. Euforia kian meriah dengan lampu disko dan koreografi joget pemuda.
Namun demikian, sejumlah tokoh agama menyampaikan keprihatinan atas fenomena sound horeg yang sudah difatwakan haram oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Mereka menilai, perlu ada pengawasan ketat agar tidak terjadi pelanggaran moral dan etika, seperti penyalahgunaan miras atau perilaku yang meresahkan. “Kami berharap semua pihak bersinergi menjaga agar hiburan tidak bertentangan dengan nilai agama dan budaya,” tegas salah satu tokoh agama setempat.
Lebih lanjut, acara karnaval yang berlangsung seharian penuh ini bukan hanya menjadi hiburan, tetapi juga momentum mempererat kebersamaan warga Sukonatar dalam merayakan hari kemerdekaan.
Sumber: Al Ashrof / MIT