Detik DinamikaDetik DinamikaDetik Dinamika
  • Home
  • Polri
  • Umum
  • TNI
  • Sosial
  • Kriminal
Search
  • Advertise
  • Redaksi
© 2025 - Detik Dinamika
Reading: Banyuwangi Ethno Carnival 2025, Simpul Budaya dan Spiritualitas Kehidupan
Share
Sign In
Notification Show More
Font ResizerAa
Font ResizerAa
Detik DinamikaDetik Dinamika
  • Home
  • Politik
  • Pendidikan
  • Kriminal
  • Nasional
  • Opini
  • Pemerintahan
  • Polri
  • Sosial
  • TNI
  • Umum
Search
  • Home
  • Polri
  • Umum
  • TNI
  • Sosial
  • Kriminal
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Advertise
  • Redaksi
© 2025 - Detik Dinamika
Detik Dinamika > Blog > Pemerintahan > Banyuwangi Ethno Carnival 2025, Simpul Budaya dan Spiritualitas Kehidupan
Pemerintahan

Banyuwangi Ethno Carnival 2025, Simpul Budaya dan Spiritualitas Kehidupan

Buang Sucipto
Buang Sucipto Published 12/07/2025 20 Views
Share
SHARE

BANYUWANGI — Detik dinamika.com // Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) kembali dihadirkan dengan segala kemegahan atraksinya. Parade busana seni budaya ini tidak hanya menyajikan parade kostum spektakuler, tetapi juga menjadi panggung bagi para anak-anak muda Banyuwangi berbakat untuk menampilkan kreativitas karyanya.

Parade dibuka dengan penampilan Putri Indonesia 2025, Firsta Yufi Amarta Putri. Firsta yang baru saja meraih gelar Miss Supranational Asia & Oceania 2025 dalam ajang international Miss Supranational 2025 di Polandia ini, mengenakan busana rancangan desainer Banyuwangi Deny Arthara. Busana apik yang dikenakan Firsta mengangkat tema heroisme pahlawan perempuan Banyuwangi, Sayu Wiwit – Burning Women’s Spirit.

Disusul ratusan penari Gandrung dan sendratari yang menaggambarkan tema yang diangkat dalam BEC 2025 “Ngelukat”. Sebuah tradisi masyarakat suku Osing – suku asli Banyuwangi – yang menggambarkan setiap fase kehidupan manusia sejak sebelum lahir hingga meninggal dunia.

Setiap fase tersebut, diterjemahkan dalam kostum-kostum yang sangat apik rancangan desainer muda Banyuwangi. Ada kostum tema selapan (hamil 7 bulan), mudun lemah (turun tanah), sunatan, hingga pernikahan.

“Setiap tradisi itu menghubungkan manusia dengan Tuhan, alam, dan leluhurnya. Ngelukat bukan sekedar ritual. Tapi juga simpul budaya dan spiritual yang menyatu dalam kehidupan manusia,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Sabtu (12/7/2025) siang.

“Dengan pertunjukan ini, Banyuwangi mengambil sikap bahwa budaya tidak untuk ditinggalkan. Tetapi untuk dikuatkan, didaur ulang, dan dihidupkan kembali dengan cara yang kreatif,” ungkapnya.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, yang membuka BEC menyatakan apresiasinya kepada pemkab dan seluruh warga Banyuwangi yang telah menggelar event ini.

“Banyuwangi telah konsisten mengangkat budaya lokal menjadi kekuatan yang ditampilkan ke level nasional bahkan internasional. Terima kasih untuk semua tim kreatif Banyuwangi, yang telah mempersembahkan karya terbaiknya,” kata Gubernur Khofifah.

Khofifah mengatakan, BEC menjadi sebuah event yang merajut kekuatan budaya, sosial, ekonomi. Tidak hanya untuk Banyuwangi, tapi juga Jawa Timur dan Indonesia.

“BEC menjadi kekuatan budaya dari Banyuwangi yang turut menguatkan peradaban bangsa,” ujarnya.

Para desainer dan model, menampilkan busana spektakulernya dimulai dari Taman Blambangan hingga Kantor Bupati dengan jarak 2,5 Km. BEC diikuti peserta mulai dari anak-anak hingga dewasa yang menampilkan tema dalam Ngelukat.

Parade ini juga diikuti sejumlah wisatawan asing yang kebetulan sedang berlibur di Banyuwangi. Salah satunya bule Peru bernama Diego Manuel sampai tertarik untuk ikut jalan di atas catwalk. Dia mengenakan kostum busana pengantin Osing. Diego mengaku senang bisa turut meramaikan parade catwalk.

“Saya sangat senang ikut parade ini dan mengenakan busana etnik Banyuwangi. Parade seperti ini mirip dengan karnaval Rio de Janeiro,” kata Diego.

Terpilih Jadi Top 10 Karisma Event Nusantara

BEC secara berturut-turut selama empat tahun, masuk dalam kalender pariwisata Kharisma Event Nusantara (KEN) dan pernah menjadi salah satu yang terbaik.

“Event ini merupakan event kebanggaan Indonesia, kebanggaan Kementerian Pariwisata juga. Tahun lalu, BEC berhasil menjadi 10 event terbaik. Dan ini bukan hal yang biasa,” kata Staf Ahli Bidang Transformasi Digital dan Inovasi Pariwisata, Masruroh.

Masruroh menyampaikan, ada tiga hal yang membuat BEC terpilih kembali ke dalam KEN. Pertama, komitmen dari pemimpin daerah yang mendorong event digelar secara konsisten dan berkualitas.

Kedua, BEC mengangkat kekuatan lokal tidak hanya dalam temanya, namun dukungan dari masyarakat baik yang terlibat langsung maupun tidak. Ketiga, BEC dinilai memberikan dampak positif terhadap budaya, sosial dan ekonomi bagi masyarakat.

“BEC telah menjadi event nasional bahkan internasional yang menyedot banyak wisatawan. Kami berharap, event ini bisa menginspirasi daerah lain,” ungkapnya. (*)

SOURCES: Gubernur Jawa Timur
VIA: Buang
Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print
Previous Article Dari Senjata Hingga Mesin 3D Scanner: CPNS Lapas Banyuwangi Dikenalkan dengan Sarana Keamanan
Next Article UMKM Naik Kelas, Bukan Wacana, Lihat CFD Banyuwangi
Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *



Stay Connected

136kSubscribersSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
Google NewsFollow
4.4kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Latest News

Kapolri Resmikan SMA Kemala Taruna Bhayangkara di Yogyakarta
Polri 21/07/2025
Suwito Ketua fraksi Gerindra Komisi IV Kecam Keras Aktivitas Tambang Emas BSI di Tumpang Pitu: “CSR Tak Jelas
Politik 21/07/2025
Suwito: DPRD Siap Tindaklanjuti Desakan GMBI, Miras Ilegal Harus Diberantas!
Pemerintahan 21/07/2025
Wakil Ketua DPRD dan Ketua Praksi Gerindra Komisi 4 Terima GMBI: Bahas Bahaya Miras Ilegal
Umum 21/07/2025
Detik DinamikaDetik Dinamika
Follow US
© 2025 - Detik Dinamika
Welcome Back!

Sign in to your account


Lost your password?