Banyuwangi – Detik dinamika.com // Jelang Banyuwangi Ethno Carnival (BEC), keresahan melanda pedagang UMKM di Banyuwangi. Ketidakjelasan penataan lokasi berjualan dan minimnya fasilitas parkir menimbulkan kekhawatiran akan dampak negatif terhadap pendapatan mereka. Kondisi ini berpotensi menghambat partisipasi aktif UMKM dalam kesuksesan BEC.
Jalan Ahmad Yani menjadi salah satu contoh lokasi yang menunjukkan permasalahan ini. Kemacetan dan kesulitan parkir membuat pengunjung enggan mendekat, mengakibatkan penurunan omzet bagi pedagang di sekitar area tersebut. Minimnya sosialisasi dan koordinasi antara pemerintah dan pedagang UMKM semakin memperburuk situasi.
Pemerintah Banyuwangi perlu segera melakukan evaluasi dan perbaikan tata kelola penyelenggaraan BEC. Koordinasi yang lebih baik dengan para pedagang UMKM sangat krusial untuk menciptakan solusi yang adil dan efektif. Hal ini penting untuk memastikan agar BEC memberikan dampak positif, bukan hanya bagi sektor pariwisata, tetapi juga bagi perekonomian masyarakat, khususnya UMKM.
Solusi yang perlu dipertimbangkan meliputi penyediaan area khusus berjualan UMKM yang terintegrasi dengan fasilitas parkir yang memadai dan mudah diakses. Area tersebut harus dirancang dengan memperhatikan kenyamanan pedagang dan pengunjung, serta memperhatikan estetika dan kebersihan. Pemerintah juga perlu memberikan pelatihan dan pendampingan kepada para pedagang UMKM.
Transparansi dan keterbukaan informasi terkait kebijakan penataan lokasi berjualan juga sangat penting. Pedagang UMKM harus dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan agar mereka merasa dihargai dan didengarkan. Partisipasi aktif mereka akan meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab bersama dalam menyukseskan BEC.
Dengan perbaikan tata kelola dan penataan yang lebih baik, penyelenggaraan BEC dapat memberikan manfaat optimal bagi semua pihak. Keberhasilan BEC tidak hanya diukur dari jumlah pengunjung, tetapi juga dari dampak positifnya terhadap kesejahteraan masyarakat Banyuwangi, termasuk para pelaku UMKM.