Detik DinamikaDetik DinamikaDetik Dinamika
  • Home
  • Polri
  • Umum
  • TNI
  • Sosial
  • Kriminal
Search
  • Advertise
  • Redaksi
© 2025 - Detik Dinamika
Reading: Ketika Zona Nyaman Wartawan Terusik Jurnalisme Netizen
Share
Sign In
Notification Show More
Font ResizerAa
Font ResizerAa
Detik DinamikaDetik Dinamika
  • Home
  • Politik
  • Pendidikan
  • Kriminal
  • Nasional
  • Opini
  • Pemerintahan
  • Polri
  • Sosial
  • TNI
  • Umum
Search
  • Home
  • Polri
  • Umum
  • TNI
  • Sosial
  • Kriminal
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Advertise
  • Redaksi
© 2025 - Detik Dinamika
Detik Dinamika > Blog > Opini > Ketika Zona Nyaman Wartawan Terusik Jurnalisme Netizen
Opini

Ketika Zona Nyaman Wartawan Terusik Jurnalisme Netizen

Buang Sucipto
Buang Sucipto Published 15/06/2025 35 Views
Share
SHARE

Banyuwangi – Detik dinamika.com // Di tengah arus deras digitalisasi, satu komunitas yang dulu memegang kendali narasi kini mulai goyah: para wartawan. Lebih tepatnya, sekelompok wartawan yang selama ini merasa nyaman dalam posisi aman, dengan akses eksklusif, relasi kekuasaan, dan kenyamanan MoU bersama pemerintah maupun para stakeholder lokal.

Selama bertahun-tahun, mereka menikmati privilege profesi yang tak terganggu. Namun kini, era media sosial telah membuka panggung baru: siapa pun bisa menjadi penyampai pesan, bahkan penentu opini publik. Cukup dengan gawai dan keberanian menyuarakan fakta, masyarakat awam bisa menjelma menjadi watchdog sosial yang lebih responsif ketimbang jurnalis konvensional.

Ketakutan pun muncul. Bukan karena kehilangan nilai jurnalistik, tetapi karena posisi tawar sebagai pengontrol narasi mulai terkikis. Wartawan yang dulu jadi satu-satunya corong informasi kini harus berbagi ruang, bahkan tersisih oleh para jurnalis netizen yang tak terikat MoU, tak terikat birokrasi, dan tak mudah dibungkam.

Tak sedikit dari komunitas ini yang akhirnya berupaya membendung jurnalisme netizen dengan berbagai cara. Mulai dari mendiskreditkan konten warga, menggiring opini bahwa hanya pers berbadan hukum dan yang ber-MoU yang sah, hingga mendorong regulasi yang menyudutkan kebebasan berekspresi.

Padahal, realitasnya tak bisa dibendung. Era digital adalah ruang publik baru, dan masyarakat sebagai pemilik kedaulatan informasi kini sadar: mereka berhak bersuara, selama berdasarkan data dan fakta. Selama tidak melanggar hukum, jurnalisme warga bukan pelanggaran, tapi justru pelengkap demokrasi.

Yang seharusnya dilakukan oleh wartawan bukan memusuhi, tapi beradaptasi dan bertransformasi. Kembali menguatkan etika, membangun kepercayaan publik, dan menunjukkan bahwa jurnalisme sejati tak sekadar dekat dengan kekuasaan, tapi berpihak pada kebenaran.

Zona nyaman itu memang menyenangkan. Tapi di era digital, yang bertahan bukan yang paling nyaman, melainkan yang paling relevan.

SOURCES: Hakim Said SH
VIA: Buang
Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print
Previous Article Hari Bhayangkara ke-79 Polres Lamongan Salurkan Bansos untuk Pemulung di TPA
Next Article Kebangkitan Spiritualitas Banyuwangi: KH. Ir. Achmad Wahyudi Hidupkan Kembali Pengajian “Nelesi Ati”
Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *



Stay Connected

136kSubscribersSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
Google NewsFollow
4.4kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Latest News

Polri dan TNI Tegaskan Sinergi Pulihkan Keamanan Pasca Demo
Polri 06/09/2025
Polda Jatim Tetapkan 9 Tersangka Pembakar Gedung Negara Grahadi 8 Diantaranya ABH
Polri 06/09/2025
Polda Jatim Ungkap Fakta Kerusuhan di Surabaya Amankan 315 orang Tetapkan 33 Tersangka
Polri 06/09/2025
Polresta Banyuwangi Ambil Langkah Tegas Terkait Video Viral di Akun TikTok @celah.id Dugaan Modus Titip Tilang
Polri 05/09/2025
Detik DinamikaDetik Dinamika
Follow US
© 2025 - Detik Dinamika
Welcome Back!

Sign in to your account


Lost your password?